Sabtu, 01 Agustus 2015

Penyemangatku (Dulu)



Penyemangatku (Dulu)

Hy guys...
Aku disini ingin menceritakan tentang seorang penyemangat, Apakah kalian memiliki seorang penyemangat? Pasti kalian punya dong  J menurutku seorang penyemangat itu sangat dibutuhkan karena dengan adanya dia penyemangat apapun yang kita lakukan terasa sangat menyenangkan. Setujukah kalian? Ah mungkin sebagian besar dari kalian tidak sependapat dengan definisiku mengenai seorang penyemangat tapi memang pendapat orang berbeda beda. Kali ini aku ingin membagi ceritaku tentang dia penyemangatku yang membuat aku senang melakukan kegiatan apapun tapi entah hal itu bisa terus terjadi atau tidak sampai sekarang? mari baca ceritaku kawan J
***
Ketika umurku 15 tahun aku baru mengenal yang namanya cinta dan cinta itu baru aku lihat dan rasakan padanya, entah ini bisa dinamakan cinta atau bukan tapi ketika melihatnya jantungku berdetak begitu cepat. Aku mengenal dia. Ah bukan lebih tepatnya aku tau dia tapi dia tak tau aku. Miris bukan? Ketika kamu mengagumi seseorang pasti kamu sangat senang jika seorang yang kamu kagumi itu dapat mengetahui atau melihat keberadaanmu? Tapi aku berbeda, aku mengaguminya tapi dia tak tau tau itu.
Suatu hari aku diam diam mengambil nomer telpon dia –penyemangatku– pada handphone temanku, kebetulan teman sebangku aku cukup dekat dengan dia –penyemangatku– . beberapa hari aku mengirimi dia pesan hanya sebatas untuk mengingatkannya sholat, tak ada balasan darinya itu sudah biasa. Sampai suatu hari aku mengirim sebuah pesan kembali padanya namun kali ini pesanku cukup panjang dan pada saat itu pesanku dibalasnya, itu pertama kalinya aku mendapat balasan darinya. Semenjak itu dia selalu membalas pesanku, dia selalu bertanya “siapa namamu?” pada waktu itu aku takut memberitahukan identitasku padanya, aku takut jika dia mengetahui siapa aku, dia tidak akan lagi membalas pesanku. Lalu ketika dia bertanya aku selalu menjawab “Aku hamba Allah”. Saat itu mungkin aku bisa disebut secret admirer karena di sekolah aku hanya bisa melihatnya dari jauh. Suatu ketika aku sakit, tiga hari aku tak lagi mengiriminya pesan, tak lagi mengingatkan dia sholat. Aku sempat berpikir. Apakah dia akan merasa kehilanganku? Bodoh! Mana mungkin dia kehilanganku? Siapa aku? Hanya sebatas pengagum rahasia pengecut yang tak berani memberitahukan identitasku padanya. Seminggu berlalu akhirnya aku sembuh, aku membuka handphoneku begitu banyak pesan masuk yang berisi doa dari teman-temanku agar aku cepat sembuh dan aku kaget ketika melihat beberapa pesan dari dia –penyemangatku– yang mengingatkan aku untuk sholat. Beberapa pesan darinya aku buka dan tepat ketika pesan terakhir aku sangat kaget, dia bertanya “kamu kemana? Kenapa tak lagi mengingatkanku untuk sholat?” seketika sudut bibirku terangkat. Benarkah dia merasa kehilanganku?
Waktu berlalu begitu cepat, setelah beberapa kali dia selalu bertanya padaku “siapa namamu?” akupun bosan, aku lalu memberanikan diri memberitahukan identitasku. Aku takut tapi ternyata apa yang aku pikirkan tidak seperti apa yang terjadi sekarang, dia ternyata tau aku, dia mengenalku. Entah itu Cuma kebetulan atau bukan yang pasti aku sangat senang.
“Bisakah kita bertemu besok?” pertanyaan itu membuatku gugup. Jujur saja aku takut tapi temanku bilang “jangan takut, sampai kapan kamu mau bersembunyi? Tunjukkan jati dirimu padanya. Aku akan menemanimu menemuinya” akhirnya aku dan dia bertemu dengan ditemani temanku. Pertama kali bertemu dengannya aku dan dia sama sama diam, bingung. Beruntungnya aku membawa temanku itu, dia memecahkan keheningan diantara kami dan akhirnya aku dan dia serta temanku itu saling bercanda.
Setelah dia mengenalku, aku merasa dia lebih perhatian padaku. Aku dan dia selalu saling mengingatkan untuk sholat. Hari hariku saat itu rasanya lebih indah, aku selalu tersenyum dan bersemangat melakukan setiap kegiatan karena dia selalu berkata “tersenyumlah, aku suka melihat senyummu”. Mungkin menurut kalian aku lebay tapi memang begitulah aku, karena itu adalah kesan pertama aku menyukai seorang laki-laki. Ketika aku dan dia berpapasan dia selalu menyapaku, menunjukkan senyum terbaiknya begitu juga denganku. Setiap hari kamu saling mengirim pesan namun kali ini ada yang berbeda, dia memanggilku dengan namaku namun diakhirnya namaku dia memberikan kata ‘ku’. Apa maksudnya? Kata ‘ku’ adalah kata yang menunjukkan kepemilikan. Apakah dia bermaksud menjadikanku sebagai miliknya? Ah aku bingung. Suatu hari dia terplih menjadi calon Ketua Osis di sekolah, aku ikut senang mendengarnya. Sebenarnya dari dulu dia –penyemangatku– memiliki banyak pengagum dan beberapa dari pengagum itu ada di kelasku, aku tau itu dari dulu bahkan sejak aku mengaguminya juga. Akhirnya dia terpilih menjadi ketua osis, aku ikut senang dengan itu tapi semenjak dia menjabat sebagai ketua osis dia banyak berubah, tak lagi mengirimku pesan bahkan ketika berpapasan dia tak menyapaku. Awalnya aku berpikir mungkin dia sedang sibuk atau dia tidak melihatku ketika berpapasan tapi beberapa minggu kemudian aku mendengar dia sudah memiliki kakasih salah satu dari anggota osis. Pikiranku saat itu sudah berubah ternyata dia memang menjauhiku.
Dia adalah penyemangatku (Dulu)
Ini adalah kisahku J kisahku tentang dia yang dulu pernah menjadi penyemangatku J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

animasi bergerak gif
My Widget